Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak sekalian,
Menjadikan sekolah sebagai rumah yang aman, nyaman dan
bermakna bagi murid sepertinya sudah menjadi hal yang umum diinginkan semua
pihak. Namun, dalam prakteknya, kalimat tersebut bukan kalimat yang mudah untuk
diwujudkan karena diperlukan perubahan yang mendasar dan upaya yang konsisten.
Menurut Evans (2001), untuk memastikan bahwa perubahan
terjadi secara mendasar dalam operasional sekolah, maka para pemimpin sekolah
hendaknya mulai dengan memahami dan mendorong perubahan budaya sekolah.
Walaupun sulit, reformasi budaya sekolah bukanlah hal
yang tidak mungkin. Untuk melakukannya diperlukan orang-orang yang bersedia
melawan arus naif tentang inovasi dan terbuka terhadap kenyataan yang bersifat
manusiawi.
Perubahan yang positif dan konstruktif di sekolah
biasanya membutuhkan waktu dan bersifat gradual. Oleh karena itu, sebagai
pemimpin, guru penggerak hendaknya terus berlatih mengelola diri sendiri sambil
terus berupaya menggerakkan orang lain yang berada di bawah pengaruhnya untuk
menjalani proses bersama-sama. Hal ini perlu dilakukan dengan niatan belajar
yang tulus demi mewujudkan visi sekolah.
Dalam pembelajaran kali ini,
kita akan mengeksplorasi paradigma yang disebut Inkuiri Apresiatif (IA). IA
dikenal sebagai pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis
kekuatan. Konsep IA ini pertama kali dikembangkan oleh David Cooperrider (Noble
& McGrath, 2016).
Dalam sebuah video di Youtube, Cooperrider menyatakan
bahwa pendekatan IA dapat membantu membebaskan potensi inovatif dan
kreativitas, serta menyatukan orang dengan cara yang tidak dapat
dilakukan oleh proses manajemen perubahan yang biasa.
IA menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi positif
dan pendidikan positif. Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti
positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Inti positif ini
merupakan potensi dan aset organisasi. Dengan demikian, dalam implementasinya,
IA dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan
kekuatan yang dimiliki organisasi, sebelum organisasi menapak pada tahap
selanjutnya dalam melakukan perencanaan perubahan.
Menurut Cooperrider, saat ini kita hidup pada zaman
yang membutuhkan mata yang dapat melihat dan mengungkap hal yang benar dan
baik. Mata yang mampu membukakan kemungkinan perbaikan dan
memberikan penghargaan. Bila organisasi lebih banyak membangun sisi
positif yang dimilikinya, maka kekuatan sumber daya manusia dalam organisasi
tersebut dipastikan akan meningkat dan kemudian organisasi akan berkembang
secara berkelanjutan.
Dalam video tersebut, Cooperider juga menceritakan
bahwa pendapatnya ini sejalan dengan pendapat Peter Drucker, seorang Begawan
dalam dunia kepemimpinan dan manajemen. Menurut Drucker, kepemimpinan dan manajemen
adalah keabadian. Oleh sebab itu seorang pemimpin bertugas menyelaraskan
kekuatan yang dimiliki organisasi. Caranya adalah dengan mengupayakan agar
kelemahan suatu sistem dalam organisasi menjadi tidak relevan, karena semua
aspek dalam organisasi fokus pada penyelarasan kekuatan, dengan satu tujuan
yaitu mengatasi kelemahan.
Di sekolah, pendekatan IA dapat dimulai dengan
mengidentifikasi hal baik yang telah ada di sekolah, mencari cara agar
bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan, sehingga kelemahan, kekurangan dan
ketidak-adaan menjadi tidak relevan. Berpijak dari hal positif tersebut,
sekolah kemudian menyelaraskan hal positif atau kekuatan tersebut dengan
visi sekolah dan visi setiap individu dalam komunitas sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar