Ibu ..
Titipkan aku pada Allah.
Saat aku salah, tolong jangan pernah melisankan buruk meski sikapku buruk. Karena di lisanmu ada doa yang semesta aamiinkan.
Saat aku salah, tolong berdoalah dengan kalimat terbaik. Doa doa terbaik. Munajat munajat terbaik. Dan yang terbaik itu, ku harap engkau senantiasa menitipkanku hanya kepada Allah.
Ibu ..
Maafkan aku dengan segala keterbatasanku. Yang sering tak baik di mata dan perasaanmu. Tapi ibu, ku mohon .. sesalah apapun aku .. doakanlah kebaikan selalu ada untukku. Sebagaimana engkau berdoa terbaik saat engkau bangga dengan keberadaanku. Jangan pernah melanjutkan kekesalanmu karena memang aku adalah bagian dari ujian kehidupanmu.
Ibu ..
Maafkan aku. Maafkan jika aku sering menjadi anak yang tak seperti yang engkau harapkan.
Ibu ..
Maafkan aku. Aku hanya ingin menjadi anakmu tidak sekedar di dunia tapi juga di surga-Nya kelak. Aku ingin menjadi baik di hadapan-Nya meski banyak yang tak suka. Karena aku sadar, hanya ridha-Nya yang mampu menembus kemustahilan. Aku yang pendosa mampu dibuat menempati surga. Asal ridha-Nya berusaha ku kejar.
Semesta adalah milik-Nya ..
Ibu dan aku adalah milik-Nya ..
Terus ridha siapa lagi yang harus kita kejar kalau bukan Dia.
Dia yang mengatur segala ketentuan ini.
Aku dengan segala keterbatasanku pun ada dalam kuasa-Nya.
Maka pintalah kebaikan atas nama ridha-Nya.
Tak usah kita risau dengan penilaian manusia.
Karena masing-masing kita bertanggung jawab dengan apa yang kita pilih di
dunia.
Akhirat adalah jalan kita yang sesungguhnya.
Dan ku harap, bagian surga adalah untuk kita, bu.
Aku menyayangi ibu karena Allah.
Jika aku tak menjadi seperti pintamu, semoga aku menjadi seperti
harap-Nya.
Jika aku tak menjadi seperti pintamu dan pinta-Nya, tolong pintakan aku pada-Nya untuk menjadi seperti harap-Nya.
Ibu ..
Aku sayang ibu.
Tanpa ibu aku bukanlah seseorang.
Melalui ibu, Allah ridha aku ada.
Ibu ..
Aku sayang ibu.
Semoga surga untuk kita.
Memaafkan dosa dosa kita.
Allah ridha memandang kita kelak.