Minggu, 27 Februari 2011

IBU, IBU DAN IBU

Ibu ..

Titipkan aku pada Allah.

Saat aku salah, tolong jangan pernah melisankan buruk meski sikapku buruk. Karena di lisanmu ada doa yang semesta aamiinkan.

Saat aku salah, tolong berdoalah dengan kalimat terbaik. Doa doa terbaik. Munajat munajat terbaik. Dan yang terbaik itu, ku harap engkau senantiasa menitipkanku hanya kepada Allah.

Ibu ..

Maafkan aku dengan segala keterbatasanku. Yang sering tak baik di mata dan perasaanmu. Tapi ibu, ku mohon .. sesalah apapun aku .. doakanlah kebaikan selalu ada untukku. Sebagaimana engkau berdoa terbaik saat engkau bangga dengan keberadaanku. Jangan pernah melanjutkan kekesalanmu karena memang aku adalah bagian dari ujian kehidupanmu.

Ibu ..

Maafkan aku. Maafkan jika aku sering menjadi anak yang tak seperti yang engkau harapkan.

Ibu ..

Maafkan aku. Aku hanya ingin menjadi anakmu tidak sekedar di dunia tapi juga di surga-Nya kelak. Aku ingin menjadi baik di hadapan-Nya meski banyak yang tak suka. Karena aku sadar, hanya ridha-Nya yang mampu menembus kemustahilan. Aku yang pendosa mampu dibuat menempati surga. Asal ridha-Nya berusaha ku kejar.

Semesta adalah milik-Nya ..

Ibu dan aku adalah milik-Nya ..

Terus ridha siapa lagi yang harus kita kejar kalau bukan Dia.

Dia yang mengatur segala ketentuan ini.

Aku dengan segala keterbatasanku pun ada dalam kuasa-Nya.

Maka pintalah kebaikan atas nama ridha-Nya.

Tak usah kita risau dengan penilaian manusia.

Karena masing-masing kita bertanggung jawab dengan apa yang kita pilih di dunia.

Akhirat adalah jalan kita yang sesungguhnya.

Dan ku harap, bagian surga adalah untuk kita, bu.

Aku menyayangi ibu karena Allah.

Jika aku tak menjadi seperti pintamu, semoga aku menjadi seperti harap-Nya.

Jika aku tak menjadi seperti pintamu dan pinta-Nya, tolong pintakan aku pada-Nya untuk menjadi seperti harap-Nya.

Ibu ..

Aku sayang ibu.

Tanpa ibu aku bukanlah seseorang.

Melalui ibu, Allah ridha aku ada.

Ibu ..

Aku sayang ibu.

Semoga surga untuk kita.

Memaafkan dosa dosa kita.

Allah ridha memandang kita kelak.


Sabtu, 26 Februari 2011

Kisah Alosi Ripolo dua (Salah Satu Lagu Bugis Favorit Saya)

Alosi Ripolo Dua adalah bahasa bugis, yang kalau di Indonesiakan berarti pinang di belah dua. Sebuah lagu yang bercerita tentang sepasang kekasih yang wajah mereka mirip satu sama lainnya. Wajah yang mirip, katanya besar kemungkinan akan berjodoh. Begitulah, sebahagian orang bugis percaya akan hal itu Dan Begitupun Aku.

Beberapa minggu yang lalu, ketika saya sedang duduk bersama Teman Dekat ku (Pacar), tiba tiba saja ada teman Sekolah ku ( SMA ) yang melihat dan mengatakan bahwa wajah kami berdua mirip. Mereka menyangka kami adalah kakak beradik. Saya langsung teringat lirik lagu itu. Padahal saya juga tidak yakin kalau wajah kami mirip. Dan Kadang Kala Ia (Pacar) Juga Berkata klo Aku dan dia memiliki kemiripan, Entah kemiripannya dari mana.. Aku tak tahu.. Hehehee..

Ini Hanya sebuah mitos, lagipula saat ini kami hanya sebatas teman dekat saja, belum ketahap yang lebih serius ( Nikah ), tapi insya Allah Kami berdua juga akan menuju kesana kok tapi waktunya masih lama tunggu selesai kuliah dan dapat kerja dulu.. hahahaa.. Ethz'.. Tapi Do'a in yaa semoga dia dan aku tetap langgeng.. Amin yaa Robb..

( Palontjongi@blogspot.com )

Jumat, 25 Februari 2011

JANGAN MENANGIS

Aku tidak boleh menangis untuk dunia yang bukan untukku. Tapi aku harus menangis untuk dunia yang telah aku lewati. Di sana banyak dosa yang belum aku mohonkan ampunan. Yang sudah pun, entah sudahkah Allah mengampuni.

Tidak ada yang tahu tentang diterimanya amalan, maka perbanyak istighfar adalah pegangan. Bolehkah aku meminta, tolong lisanmu basah tentang-Nya?

MENSUCIKAN HATI

Ku lihat di matamu ada kejenuhan

Yang bersembunyi di balik senyuman

Syukurlah engkau memilih mengolah raga

Berpacu dengan waktu

Setidaknya otakmu tidak melulu

Sekedar mengangan

Tentang apa yang ingin kau raih

Di balik lelah yang tak habis untuk kau syukuri

Hidup ini adalah pilihan

Tapi takdir tak pernah mengkhianati ikhtiar

Bisakah sejenak kau lupakan tentang masa depan yang belum tentu hadirnya

Menjalani lelahmu dengan penuh syukur

Tanpa kau sibuk mencari belahan hatimu yang sungguh kau rindu

Selami rindumu saja pada Sang Pemilik Dunia

Kelak kau akan paham di mana letak penantian sejati

Yang pasti dari masa depan adalah kematian

Bukankah sibuk untuk akhirat lebih perlu

Untuk menjadi tujuan dari olah jiwa dan raga

Sekiranya kau paham maksudku

Bergegaslah memperbaiki diri

Menyucikan hati

Semoga dalam ikhtiarmu memperbaiki diri

Pun kan kau temukan dia yang disiapkan

Tuk mengimamimu

Semoga ...

Rabu, 23 Februari 2011

JADILAH POSITIF, JANGAN NEGATIF

Berkomentar selalu terlihat lebih baik daripada yang menjalani. Padahal ukuran kepahaman adalah tentang siapa yang ditakdirkan menjalani. Bukan siapa yang melihat. Bukan siapa yang mendengar. Bukan sekedar berkomentar. Maka jika ingin tahu bagaimana suatu ilmu, jangan sekedar melihat sampul bukunya. Tapi baca dan pelajari isinya.

Jangan sekedar mendengar siapa yang telah menjalani, tapi ikutlah menjalani. Agar paham bagaimana prosesnya. Agar paham baik buruknya.

Jadilah pembelajar bukan pembully. Jadilah positif bukan negatif. Karena hidup penuh pertanggung jawaban. Dan manusia yang banyak salahnya adalah yang banyak bicara. Maka berkata baik atau diam. Jauhi prasangka. Karena prasangka tidaklah melahirkan banyak kebaikan.